Senin, 30 Maret 2009

MELIHAT MASALAH

Ada ungkapan, “untuk melihat gambar, kita harus keluar dari gambar.”

Dengan keluar dari gambar, kita bisa melihat gambar itu secara utuh. Apa saja yang terdapat di dalam gambar tersebut, apa kekurangan dan kelebihannya. Dengan kata lain kita melihat gambar tersebut apa adanya, dengan obyektif.

Begitu juga saat kita menghadapi masalah. Kita harus menarik diri kita keluar, agar masalah yang kita hadapi bisa kita lihat dengan obyektif dan jelas. Dengan cara ini kita bisa menghindarkan diri kita dari faktor-faktor yang seringkali memperkeruh masalah. Misalkan, adanya prasangka, kebencian, kecurigaan, ketakutan dan yang sering menghinggapi adalah adanya perasaan merasa paling benar.

Sekedar gambaran, saat kita melihat pertandingan sepakbola di layar televisi. Kita bisa melihat situasi dengan jelas jalannya pertandingan dan bisa membaca arah pergerakan bola. Tetapi hal itu tentu tidak bisa dilakukan oleh para pemain yang sedang berada di tengah lapangan.

Semoga bermanfaat.

MENYIKAPI PERUBAHAN

Di suatu lembah hiduplah sekawanan kerbau. Jauh dari hiruk pikuk peradaban manusia, sampai suatu saat di tepi lembah itu dibangun jalur kereta api. Saat pertama kali kereta api itu beroperasi, anda tahu apa yang terjadi pada kawanan kerbau tadi? Tentu saja terjadi kehebohan diantara kawanan kerbau tersebut. Dan ini terjadi setiap kali ada kereta api yang melintasi lembah itu.

Tetapi tahukah anda apa yang terjadi tiga bulan kemudian? Setiap kali ada kereta api yang melintas, kawanan kerbau tadi diam saja. Tetap tenang seolah tak ada sesuatu pun yang terjadi.

Begitu juga kita manusia, sesuatu yang baru dan terasa asing bagi kita seringkali kita anggap sebagai suatu ancaman sehingga kita seringkali menghindar. Mencari tempat yang aman, atau tepatnya memilih untuk tetap berada di daerah aman dan menghindari perubahan itu.

Tetapi ketika sesuatu tadi sudah sering kita lihat, sudah banyak orang yang melakukan, apa yang terjadi? Apa yang semula terasa aneh menjadi sesuatu yang biasa. Jadi apapun perubahan itu, meskipun pada awalnya teras sulit diterima. Seiring berjalannya waktu akhirnya akan kita terima juga.

Tidak ada alasan untuk takut berubah. Siap berubah?

KEMBALI DARI KESALAHAN

Manusia adalah tempat salah dan lupa, dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah mereka yang segera bertaubat. Siapapun keturunan Adam pasti memiliki salah, hanya nabi saw saja yang terhindar dari salah.

Orang-orang beriman apabila berbuat salah, lalu menyadari kesalahan itu, ia akan segera berhenti dari perbuatan itu dan bertaubat. Jadi orang yang beriman bukanlah berarti mereka yang terlepas dari kesalahan, akan tetapi mereka yang apabila diperingatkan dari perbuatan salahnya ia akan segera kembali kepada Allah.

QS As-Sajdah : 15
“Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami) , mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.”

MOST WANTED PERSON

Ingin menjadi orang yang menyenangkan, orang yang dicari? Tentunya dalam artian yang positif.

Berikut ini beberapa tips yang akan membantu kita untuk menjadi most wanted person.
1. Jadilah orang yang simple, sederhana dalam menghadapi masalah dan urusan. Tidak berbelit-belit.
2. Jadilah customer service officer, buatlah siapapun yang berurusan dengan anda merasa puas dan merasa diperhatikan.
3. Jadilah orang yang kreatif, isi kepala anda dengan ide-ide segar dan positif.
4. Jadilah orang yang mudah dicari dan dihubungi, anda punya hp? Menurut anda apa fungsinya?
5. Mudah bekerjasama, jangan hanya terpaku pada bersaing, bersaing, dan besaing. Lebih mudah dan lebih baik jika anda bekerjasama.
6. Kembangkan terus keilmuan dan kompetensi anda, selalu belajar. Hidup selalu berubah dan berkembang, mau tidak mau kita harus bisa mengikutinya.

Demikian beberapa tips, jika anda menemukan tips yang lain, silahkan anda tambahkan sendiri.
Semoga bermanfaat.

-pamungkas-www.ilmudanmotivasi.blogspot.com

ENVIRONMENT

Lingkungan akan membentuk pribadi yang ada di dalamnya

Seperti apa lingkungan anda? Apakah lingkungan yang positif ataukah negative. Lingkungan yang optimis ataukah pesimis. Lingkungan inilah yang akan ikut menentukan seperti apa keadaan diri kita.

Jika kita ingin menjadi orang yang maju, orang yang optimis. Lingkungan seperti apa yang akan kita masuki? Orang –orang seperti apa yang akan kita jadikan teman? Tentu saja orang-orang yang juga optimis dan maju.

Seperti nasihat yang sudah sering kita dengar. Dekat dengan pandai besi akan bau bakaran, dekat dengan penjual minyak wangi akan mendapat wanginya.

Pilihan ada di tangan kita, kita ingin memasuki lingkungan yang seperti apa. Toh nantinya kita juga yang akan merasakan hasilnya.

Kamis, 19 Maret 2009

ETIKA BERBICARA

Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
Allah berfirman yang artinya:
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia".(An-Nisa: 114).

Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
Hadits Rasulullah menyatakan: "Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna".(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar.
Abu Hurairah di dalam hadisnya menuturkan: Rasulullah telah bersabda: "Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar". (HR. Muslim)

Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
Rasulullah bersabda:
"Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda".(HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu 'anha telah menuturkan: "Sesungguhnya Nabi apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya".(Mutta-faq'alaih).

Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara.
Di dalam hadits Jabir disebutkan:
"Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun". Para shahabat bertanya: "Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun?"Nabi menjawab: "Orang-orang yang sombong".(HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).

Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba.
Allah berfirman yang artinya:
"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain".(Al-Hujurat: 12).

Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara.
Allah berfirman yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan)". (Al-Hujurat: 11).

Bicara Internal Untuk Mengurangi Stress

Terjemahan bebas dari materi oleh:
Suzanne Zoglio, Ph.D.
Motivational Speaker

Zaman ini adalah zaman edan. Zaman yang penuh kegilaan. Zaman yang penuh kejutan. Tak terduga, menyentak jiwa, dan menyakitkan tentu saja. Zaman ini adalah zaman di mana orang mengalami stress. Mengalami tekanan jiwa yang tak pernah diduga sebelumnya. Tak terbayangkan akan menimpa diri kita. Dan biasanya kita akan bertanya"Kok Saya?"
Bagaimana memanfaatkan kemampuan dasar kita dalam berkomunikasi untuk membantu keadaan ini?

Berbicara, tidak dilakukan dengan hanya membuka mulut dan bersuara. Sebab, itu berbicara untuk didengar orang lain. Pernahkah kita berbicara pada diri sendiri? Jika kita sudah jarang melakukannya, maka latihlah lagi kemampuan dasar ini agar kita selamat dari prahara dan anarki. Bicaralah pada diri sendiri. Inilah kekuatan dasar Anda yang akan sangat menentukan kualitas eksternal Anda. Berkomunikasilah secara internal.
Dan tentu saja, ini ada ilmu dan tekniknya. Ada tips dan triknya juga.

1. METODE JIKA

Coba lakukan ini suatu hari. Setidaknya hanya untuk hari itu saja. Ubahlah "pernyataan pembatasan" Anda, menjadi "pernyataan strategi".
"Saya nggak bakal dapat promosi."
Ubah batasan itu menjadi:
"Saya bisa dapat promosi suatu hari, JIKA Saya bisa berprestasi dan menonjol di suatu sisi."

2. METODE BERTANYA

Belajarlah untuk mengalihrupakan setiap keluhan (Anda dan orang di sekitar Anda) menjadi suatu pertanyaan. Keluhan adalah tanda kekalahan. Pertanyaan di sisi yang lain, adalah tuntutan untuk suatu jawaban. Dan jawaban itu, bermuara pada solusi.
"Setiap orang jelek sekali moodnya hari ini!"
Ubah kekalahan itu menjadi:
"Apa yang bisa Saya lakukan untuk menceriakan suasana?"

3. METODE BAHASA

Waspadai bahasa Anda. Seperti dua contoh di atas, bahasa dan bicara adalah sesuatu yang teramat penting untuk dijaga. Bicara baik atau diam. Mulutmu harimaumu. Dan sebagainya. Anda mungkin bisa mengatakan ini:
"Dasar idiot! Kamu selalu saja melakukannya!"
Berhentilah seketika, saat Anda mulai melukai orang lain secara pribadi.
Ubah serangan itu menjadi:
"Ya sudahlah. Dalam situasi ini, kamu sudah mencoba sebisanya."
Jika Anda masih belum puas dan merasa masih ingin "membahasnya", lakukan dengan cara yang sama. Ganti setiap serangan dengan pertanyaan yang sehat dan permakluman.

4. METODE "MENGAPA TIDAK?"

Kondisi mood dan "cuaca" hati seringkali membuat kita menjadi malas. Dan Anda, mulai merasa "harus" melakukan sesuatu. Ubahlah keharusan itu menjadi keinginan. Menjadi pilihan dan keikhlasan. Jika Anda mulai mempertimbangkan opsi dan pilihan, dari pada bereaksi mengikuti bad mood, Anda akan mulai menemukan jalan.
Selalulah bertanya:
"Mengapa tidak?"
"Apa salahnya Saya melakukan itu?"
"Apa ruginya?"
"Emang bisa ngelukain Saya?"

5. METODE PENGUJIAN "YA!"

Jika Anda menemukan diri Anda berpikir:
"Saya sebenarnya nggak mau, tapi Saya benar-benar harus melakukannya."
Tolong pikirkan ulang sekali lagi, dan jangan jadikan "ya" sebagai kebiasaan yang otomatis. Anda harus melakukannya dengan penh kesadaran. Bertanyalah sekali sebelum melangkah lebih lanjut:
"Apa permintaan itu memang tepat?"
"Apakah Saya memang orangnya?"
"Apakah Saya bisa menegosiasi deadlinenya?"
Jika Anda tetap bisa menjawab "ya", maka silahkan teruskan. Jika tidak, tolak saja.

6. METODE "RENCANA 1 MENIT"

Ada saatnya di mana Anda merasa seperti pembalap F-1 di sirkuit. Bedanya, hari itu Anda sedang memacu hidup Anda sendiri. Waspadalah, sebab jika tidak, Andalah yang akan mematahkan batang leher sendiri.
Jika Anda merasa sedang berperilaku demikian, beri waktu sekitar 1 menit untuk menyusun rencana. Dalam 1 menit itu, inilah yang perlu Anda lakukan:
- Tulis 10 hal yang harus Anda lakukan, capai atau selesaikan hari itu;
- Bagi dalam tiga blok besar sesuai dengan tingkat kepentingannya. 1-
3, 4-6, dan 7-10;
- Mulailah men-tackle (musim bola nih!) yang ranking pertama.
Prioritas atau first thing first menurut Covey.

7. METODE "ISTIRAHAT 1 MENIT"

Ini adalah resep 3x sehari. Lakukan setidaknya tiga kali sehari. Lakukan 1 menit istirahat untuk sekedar "memperbaiki" pernafasan Anda. Sungguh, kondisi stress pasti menyelewengkan proses normal cara bernafas Anda.
Berdiri tegak, ambil nafas panjang dan dalam, gunakan pernafasan perut. Lakukan hitungan enam detik. Enam detik menarik, enam detik menahan dan enam detik mengeluarkan. Jika Anda tidak bisa enam detik, kayaknya Anda harus ke dokter untuk memeriksakannya. Stress Anda sudah melewati ambang batas. Lakukan aktivitas ini dalam lima siklus.
Kita mungkin sering lupa melakukannya, tapi percayalah, apapun akan bisa Anda lakukan dengan lebih efisien di menit berikutnya.

8. METODE MENGHADAPI "BLAME GAME"

Di zaman ini, "blame game" sudah menjadi tren tersendiri.
"Kamu ini gimana sih!"
"Cewek itu bikin darah Gua mendidih!"
"Ngobrol ama Dia bikin pening sampe ke ubun-ubun!"
"Rusak dah hari Gua!"
"Ini kantor bikin sumpek!"
Perhatikanlah bahwa jika Anda melakukannya, Anda telah menyumbang 'sesuatu' di sana. Yaitu, Anda telah memicu dan mendongkrak stress Anda sendiri. Orang lain tidak akan bisa membuat Anda stress tanpa bantuan Anda. Jika tidak berhati-hati, Anda malah meng-empower-nya.

9. METODE "UJI EKSPEKTASI"

Otak Anda mungkin menjerit, "Cepetan dong! Lambreta nih!" Uji lagi ekspektasi Anda.
- Apakah 'to do list' Anda memang do-able?
- Apakah semua itu memang aturable?
- Apakah itu realistis?
Cobalah Anda tengok daftar 'done' Anda lagi. Dengan hanya mundur selangkah dan melihat apa yang telah Anda capai, lakukan atau selesaikan, Anda akan segera tahu bahwa Anda sebenarnya mengalami kemajuan. Selangkah mundur, adalah break Anda yang membantu agar Anda sendiri tidak mengalami 'break'.

10. METODE POMPA

Berilah makanan untuk batin Anda. Suplailah jiwa Anda. Taklukkan otak dan perasaan Anda dengan kekayaan jiwa. Saat Anda bangun, ungkapkan pernyataan yang meng-afirmasi diri sendiri.
"Saya siap!"
"Saya bisa!"
"Sebab Saya sudah berdoa, Shalat Dhuha dan membaca Basmallah."
"Maka: Insya Allah!"
(Catatan moderator:Di sinilah bedanya ilmu barat yang sekuler dan humanis, dari ilmu ketimuran yang penuh dengan nilai religi. Mereka sering meletakkan nilai-nilai tinggi di tempat rendah, hanya karena persoalan sekuler, ilmiah dan humanis. Saran Saya, jadikan tips nomor 10 ini sebagai tips yang pertama, karena begitulah yang seharusnya. BTW, Saya sering utak-atik yang beginian dalam buku Saya "Berpikir Diagonal" -- yang sampai saat ini baru BAB III dan entah kapan selesainya.)
Ingatlah bahwa satu harian ini, dari pagi sampai matahari tenggelam nanti, Anda akan dibombardir dengan berbagai 'pesan' positif dan negatif. Oleh sebab itu, setup-lah filter Anda, dan pilihlah pesan mana yang ingin Anda olah dan menjadi bagian dari hidup Anda.
Latihan dasar berkomunikasi secara internal ini, menentukan bagaimana Anda berkomunikasi secara eksternal.

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangattelaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah
secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun
Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu
hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah
SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu
Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah),
sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah
nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur
sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang
diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan
Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW
yaitu : "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit
dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan
memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan
kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus
bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih
besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga
yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam
keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan
anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila
memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk
mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula
seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang
luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan
suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki
seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang
anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah
SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak
muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu
yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah
melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,
ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu
menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah
aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua
?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah
ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku
ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari
hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata
tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun
minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa
anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah.
Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh
mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib
kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap
keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita
untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang
sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila
kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia
karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya
wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang
yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu
dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi
halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah
bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu
berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan
pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya
dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena
doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan
menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan
kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah
orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu
agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk
belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan
ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu,
semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi
cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi
cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan
hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya
nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh
semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh,
yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi
hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi
dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun
cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu
pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya,
maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia
sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan
yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak
mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua
semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya
diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa
takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk
segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang
dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah
umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator
kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki
diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’
mungkin membaca doa ‘sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca
oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina
fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku
kebahagiaan dunia ”), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada
Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas
ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang
soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal,
semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam
genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja
sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil
aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk
memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu
bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah
sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal
soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari
puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk
surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita
tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya
bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat
Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

(Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang,
disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana, sedikit diedit oleh
Penjaga Kebun Hikmah)

__._,_.___

Rabu, 18 Maret 2009

FW: BC @ Artikel: Memadukan Kekuatan Akal Dan Kelembutan Hati

----- Original Message -----
Subject: BC @ Artikel: Memadukan Kekuatan Akal Dan Kelembutan Hati
Date: Sun, 15 Mar 2009 0:19:25
From: dkadarusman <dkadarusman@yahoo.com>
To: <Bisnis_Center@yahoogroups.com>

Artikel: Memadukan Kekuatan Akal Dan Kelembutan Hati

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Apa yang membedakan manusia dengan mahluk lain? Kita bilang; 'akal!'. Manusia memiliki akal, sedangkan mahluk lain tidak. Itulah sebabnya manusia bisa mengklaim diri sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna. Sebab, dengan akalnya itu manusia bisa melakukan begitu banyak hal yang tidak bisa dilakukan kucing, kelinci, ataupun bunga melati. Sayangnya, tidak semua yang bisa dilakukan manusia itu digunakan untuk kebaikan sesama. Karena pada kenyataannya, akal kita sering digunakan untuk 'mengakal-akali' dengan cara melakukan apapun demi kepentingan segelintir individu atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, banyak buah pahit dari hasil karya akal manusia itu. Dengan demikian, untuk menjadi 'mahluk sempurna' seperti klaimnya, manusia mesti memiliki piranti lain. Sehingga kecerdasan akalnya dapat diimbangi oleh kearifan dari dalam dirinya. Apakah gerangan piranti itu?

Sesekali, kita perlu memperhatikan para kura-kura. Seekor kura-kura kalau hendak berjalan pastilah akan mengeluarkan kepalanya dari dalam tempurungnya. Dan ini adalah isyarat yang kura-kura berikan pada kita bahwa memang benar kita harus menggunakan kepala alias otak dan akal pikiran kita supaya kita bisa melakukan ini dan itu. Tanpa kepala kita tidak bisa membangun suatu hasil karya cipta apapun. Sebab, kepalalah pusat segala kekuatan kreatif imajinatif yang membantu menusia menghasilkan berbagai macam penemuan. Sehingga, kita bisa membangun peradaban. Itu benar.

Tetapi, mari perhatikan sang kura-kura itu sekali lagi. Dalam perjalanannya, dia sering berhenti. Dan ketika berhenti melangkah itu dia menarik kepalanya kembali masuk kedalam cangkang tempurungnya. Lalu dia berdiam diri. Pertanda apakah gerangan ini? Ini adalah tanda pengingat bagi kita yang terlampau mengutamakan akal, bahwa; sesekali kita harus menarik kekuatan akal itu ke belakang layar. Kemudian mendekatkan kepala kita kedada dimana didalam bersemayam sesuatu yang biasa kita sebut sebagai hati nurani. Sebab, kata kura-kura:'hati nurani itu akan membantu kita mengarahkan akal pikiran'.

Ketika akal berjalan sendirian, maka hasil pemikiran kita hanya akan menjadi sebatas proses eksplorasi dan eksploitasi atas keuntungan, kemudahan, kenikmatan dan hal-hal serupa itu. Apakah itu mengganggu orang lain? Akal tidak terlampau peduli, karena fungsi utamanya adalah untuk membuat hidup kita lebih mudah dan indah. Soal orang lain rugi atau terganggu oleh kaidah-kaidah yang dihasilkannya, itu soal lain. Itulah sebabnya, mengapa banyak orang yang berbisnis tanpa mempedulikan moral, lingkungan, atau kepentingan orang lain. Orang lain bagi mereka adalah lahan untuk dieksploitasi. Itulah juga sebabnya mengapa banyak orang yang tidak peduli pada kepentingan tetangga hanya untuk memenuhi kepentingan rumah dan keluarganya belaka. Tetangga bagi mereka adalah objek yang boleh dikorbankan demi kepentingan dirinya sendiri.

Kata kura-kura; "Berhenti sejenak dari terlampau menggunakan akal kamu. Dan sesekali ajaklah dirimu untuk berkontemplasi menggunakan hati nurani."

Menakjubkan sekali. Ketika seseorang mengikuti petuah sang kura, ternyata dia menemukan bahwa akal itu bukanlah segala-galanya. Justru orang yang terlampau menggunakan akal tidak akan pernah berhasil menjadi mahluk sempurna. Karena, kesempurnaan manusia diperoleh dari penggunaan yang seimbang antara akal dan hati. Ketika seseorang hanya menggunakan hati, dia menjadi orang baik yang kurang produktif. Dan ketika seseorang hanya menggunakan akal, maka dia akan menjadi orang kompetitif yang sangat destruktif. Tetapi, ketika seseorang menggunakan akal dan hati dalam sebuah perpaduan harmoni, dia menjadi orang berprestasi tinggi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dirinya sendiri.

Dan menakjubkan sekali, karena ternyata; ketika dia mengkombinasikan hatinyalah segala hasil karya cipta akalnya menjadi maslahat tidak hanya bagi dirinya sendiri. Melainkan bagi orang lain. Ketika semakin besar cakupan pengaruhnya, semakin luas dampak positifnya. Sehingga, boleh jadi suatu saat nanti; dia bisa berkontribusi kepada kepentingan seluruh umat manusia. Karena, kecanggihan akal pikirannya diimbangi oleh pertimbangan hati nurani untuk kemaslahatan bersama. Bukan semata kepentingan pribadi. Sebab, akal dan hati itu seperti dua sisi keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa akal, hati tidak bisa mencukupi hidup. Dan tanpa hati, akal sering membuat kerusakan. Sedangkan dengan akal dan hati; kita bisa saling berkontribusi.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangka darusman. com/
Business Administration & People Development
Business Talk Setiap Jumat: 06.30-07.30 di 103.4 FM Day Radio

Catatan Kaki:
Bukan sekedar akal yang menjadikan kita lebih baik dari mahluk lain. Bukan pula hanya hati. Melainkan keduanya.

__._,_.___

Kamis, 12 Maret 2009

Ambil Tindakan Sekarang!

dari milis bicara

Dari materi oleh:
Chuck Gallozzi

"Anda tidak akan pernah menang jika Anda tidak pernah memulai."
--Robert H. Schuller--
MENUNDA ITU TUMOR GANAS
Masih ingat "Little House On The Prairie"? Michael Landon, salah satu orang terkenal yang kebetulan mati cepat, pernah mengatakan begini, "Seseorang semestinya mengatakan kepada Kita, segera setelah Kita lahir, bahwa Kita baru saja memulai perjalanan menuju kematian. Kemudian, Kita jalani kehidupan sampai pada batasnya, setiap menit setiap hari. Lakukan! Apa pun yang ingin Kamu lakukan, lakukanlah sekarang! Apa yang disebut besok jumlahnya tidaklah terlalu banyak."

Ia mengatakan hal itu saat ia menyadari bahwa dirinya mengidap kanker pankreas, di bulan Juli 1991. Ia meninggal di usia 54. Dengan reputasi dan buah karyanya, ia telah menunjukkan kepada Kita bahwa menunda-nunda adalah tumor ganas yang menghambat diri Kita dari pencapaian potensi yang maksimal. Dia telah memilih dirinya untuk menjadi manusia yang bertindak.

Apakah Kita akan menyadarinya, seperti Michael Landon, bahwa kemajuan Kita telah terhambat, bukan oleh apa yang ingin Kita lakukan dan tidak bisa, tapi oleh apa yang Kita inginkan dan tidak Kita lakukan?

BERTINDAK ATAU TIDAK BERTINDAK ADALAH PILIHAN
Mereka yang memilih bertindak, adalah mereka yang memilih untuk hidup. Dan hidup itu sendiri, adalah ekspresi dari berbagai tindakan. Kita selalu bisa memilih untuk bertindak atau tidak bertindak. Kita juga bisa memilih untuk benar atau salah. Kita juga bisa memilih untuk berbuat baik atau hanya merasa baik.

Pengalaman telah mengajari Kita tentang minimnya berbagai hal yang Kita lakukan, sedikitnya hal yang bisa Kita lakukan, banyaknya hal yang Kita lakukan dan banyaknya hal yang bisa Kita lakukan. Makin lama Kita berdiam diri, akan makin sulit bagi Kita untuk merangkak keluar dari pasir penghisap yang makin menenggelamkan. Sementara itu, setiap tindakan benar akan mendorong Kita maju, dan setiap tindakan salah akan menarik Kita mundur. Dengan kata lain:
- Tidak mengambil tindakan mengarah pada kelumpuhan;
- Tindakan yang benar mengarah pada kemajuan; dan
- Tindakan yang salah mengarah pada kemunduran.

Helen Keller, seorang wanita buta yang sukses mendunia, tidak menjadikan kebutaan dan sekaligus ketuliannya sebagai alasan untuk tidak bertindak. Sebaliknya ia berkata, "Saya ini cuma satu, dan tetaplah akan hanya satu. Saya tidak bisa melakukan segala hal, tapi Saya tetap bisa melakukan berbagai hal; Dan karena Saya tidak bisa melakukan segala hal, Saya tidak akan menolak melakukan berbagai hal yang masih bisa Saya lakukan." Ia mengerti bahwa jika Kita ingin maju, Kita harus memulainya.

KITA TELAH DIBERI SK UNTUK BERKREASI
Pernahkah Anda mendapatkan ide yang bagus? Ya pasti! Kita semua pasti pernah. Tidak ada kata kurang untuk berbagai ide yang bagus. Yang ada adalah kekurangan dalam tindak lanjut.
Banyak dari Kita yang punya ide brilian, tapi gagal mengambil tindakan untuk merealisirnya. Berbagai ide hanya akan menjadi impoten, kecuali jika Kita tiupkan nafas kehidupan ke dalamnya. Sudah dari sononya, bahwa setiap Kita adalah makhluk kreatif. Dan Kita, tidak sama dengan hewan atau tumbuhan. Manusialah yang diberi kesempatan untuk berkreasi oleh-Nya.
Keberadaan berbagai benda yang berguna di sekitar Kita, menjadi ada dan berguna karena Kita -- manusia dengan izin-Nya, mengkreasinya. Semua itu menjadi kekuatan kemanusiaan, dan kekuatan itu dilahirkan oleh berbagai tindakan.
Kita, bahkan juga diizinkan-Nya untuk 'mengkreasi' diri sendiri. Kelahiran Kita telah dititipi oleh pilihan itu. Kita menjadi berani dengan bertindak berani. Menjadi bersemangat dengan bertindak penuh semangat. Menjadi mengerti dengan bertindak untuk mengerti. Jika Kita terjebak dalam masalah, tindakan adalah derek yang akan menarik Kita keluar darinya.
Jika Kita terjebak dalam rundung kemalangan, apalagi obatnya jika bukan tindakan?
Apakah nasib Kita disegel oleh berbagai keadaan yang Kita hadapi, atau digerakkan oleh berbagai tindakan yang Kita ambil berdasarkan berbagai situasi itu?
Bagaimana Kita bisa mengalami kenikmatan pencapaian atau rasa kemenangan tanpa tindakan?
Tindakan adalah guru Kita, untuk 'learning by doing'. Melalui tindakanlah Kita bisa mengontrol nasib Kita dengan membentuk masa depan dan menciptakan berbagai alasan untuk keberadaan Kita di dunia, di bawah alasan penciptaan oleh-Nya.

TINDAKAN ADALAH PERUBAHAN
Tindakan akan merubah Kita dari konsumen menjadi kontributor. Setiap tindakan yang Kita ambil adalah goresan kuas dalam lukisan kehidupan Kita. Kekuatan untuk bertindak adalah kekuatan untuk berkreasi. Itulah berkah terbesar untuk umat manusia dari-Nya. Alam semesta adalah simfoni sempurna cintaan-Nya, dan segala tindakan Kita menjadi nada-nada yang mestinya harmoni dengan aransemen-Nya.
Bagaimanakah lagi Kita akan mengetahui rupa akhir lukisan itu, selain dari mengibaskan kuas di atas kanvas? Lantas, bagaimana Kita harus bertindak?
Ada ungkapan yang cukup bijak dari seorang Henri L. Bergson,"Berpikir sebagai manusia yang bertindak, dan bertindak sebagai manusia yang berpikir." Karena beratnya akibat tindakan Kita atas dunia dan isinya, Kita h arus berpikir sebelum bertindak. Kita harus bertindak dengan penuh tanggung jawab.
Kapan Kita harus bertindak? Bagaimana dengan rentang waktu antara kemarin dan besok? Tak usah ditunggu yang namanya waktu sempurna, sebab waktu tak akan pernah sempurna sampai Kita mengambil tindakan di dalamnya.
Setiap hembusan nafas Kita diperhitungkan. Setiap hembusan nafas berarti bertahan hidup. Dan tindakan, adalah nafas dari jiwa Kita. Biarkanlah setiap hembusan nafas masuk hitungan.
Jangan campur aduk aktivitas tidak sungguh-sungguh, atau gerakan sederhana dengan TINDAKAN. Aktivitas tak berguna akan menghancurkan waktu, sementara tindakan akan menciptakannya. Menurut Robert L. Stevenson, "Nilailah setiap hari tidak dari panennya, tapi dari bibit yang ditanam." Dan Robert J. Mckain mengatakan, "Konsepsi umum yang berlaku adalah 'motivasi mengarah pada tindakan', padahal yang benar adalah sebaliknya. Tindakanlah yang akan memicu motivasi." Dan jika Kita muslim, setiap tindakan akan selalu berada di antara dua motivasi.

BERTINDAKLAH SEKARANG!
Kita tidak dijamin untuk sukses atas setiap tindakan yang Kita lakukan. Tapi ingatlah bahwa setiap doa pasti didengar dan dijawab. Sukses tidak bisa dicari dalam keuniversalan, ia ada di dalam kekhasan. Definisikanlah sasaran dengan tepat, dan pecahlah ia menjadi serangkaian langkah dan tindakan. Lalu: ACTION!
Lupakah Anda, bahwa Andalah sang sutradara?

Jumat, 06 Maret 2009

korek api?

dari milis motivasi islami

Dari teman

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja"
komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !
Semoga dapat memacu kita untuk berkarya dimanapun .......

__,_._,___

Senin, 02 Maret 2009

menilai teman

Poin ini saya dapat dari sebuah sumber ( saya lupa )

Bagaimana selama ini kita menilai seseorang?
Apakah dari penampilannya, apkah dari apa yang dimilikinya, apakah dari sikapnya?
Berapa kali kita tertipu oleh seseorang yang selama ini kita anggap sebagai teman, orang yang terlanjur kita percayai. Kira-kira apa sebabnya? Mungkinkah karena kita salah dalam menilai orang tersebut.
Ini salah satu cara kita dalam menilai seseorang,
1. Lihat bagaimana sikapnya sehari-hari.
Jangan hanya melihat sikapnya terhadap kita, atau terhadap orang yang dicintainya. Tetapi lihatlah bagaimana sikapnya terhadap dirinya sendiri, dan terhadap lingkungannya secara umum.
2. Lihat bagaimana dia bersikap loyal terhadap teman-temannya, begitu juga sebaliknya seberapa loyal teman-temannya terhadap orang tersebut.
3. Lihat sesering apa dia membicarakan kebaikan teman-temannya, dan sebaliknya seberapa sering teman-temannya menyebut tentang kebaikan-kebaikannya.
Ketiga hal diatas sering kali kita temui, tapi terkadang kita lupa untuk memperhatikannya.
Semoga bermanfaat.

Hak pakai atau hak millik?

Beberapa hari yang lalu, teman saya kahilangan handphone kesayangannya. Tahukah apa yang dilakukannya? Mengeluh, menyesal, menyalahkan diri sendiri, berandai-andai, dan masih banyak hal lain yang ternyata tidak mengubah keadaan kecuali memperburuknya, terutama bagi dirinya sendiri.

Satu hari kemudian saya bertanya. “Dulu sebelum punya hp, apa kamu pernah merasa sedih karena tidak punya hp?”
Ia menjawab, “Tidak. Kenapa?”
”Kalau dulu tidak punya hp tidak sedih, kenapa sekarang tidak punya hp jadi sedih. Apa yang membuatnya berbeda?”

Kalu kita mau melihat lebih cermat. Masalahnya sebenarnya sederhana. Dulu kita tidak punya sesuatu dan itu bukan masalah bagi kita. Kenapa ? karena kita tidak merasa memiliki.
Kemudian kita memiliki sesuatu tersebut, dan saat kita kehilangan kita akan merasa sedih. Kenapa?
Karena kita merasa memiliki. Kalau dari awal kita beranggapan bahwa kita hanya memiliki hak pakai dan bukannya hak milik, maka semuanya akan berbeda.

Mari kita renungkan sejenak. Selama ini, bagaimana kita menyikapi hal-hal seperti di atas.